minggu tgl 20.12.09
sesatt (sepulu satu) pergi ke WB . AYEEE !
kt ke WB buat ngerayain ulang taonnya dipa, sekalian jalan" sebelum liburan . he
seru GILAKK , yg ikut 24 org . setengah kelas ..
uda WB rame bgt di tambah kita lg , waw .. bisa di bayangkan penuhnya ? hahaha
kita cobain tu semua permainan yang ada , sampe smacdown juga (tp beberapa cowonya aja) ! waw ..
kita naekin boomerang sampe 5x ada . gila gak capeknya naikin tangga, sama ngantrenya ..
trus kita jga dapet nyobakin permainan barunya, ak lupa namanya . hehe
tp cukup seru kok, kita sampe lomba ga teriak . akhirnya bisa sih ..
temen" cewe yg pada phobia tinggi jadi berani ...
kita jga main" di Lazy river, bikin lazy rivernya penuh, macet semua . haha
dasar ank" sesatt :D
trus kita main" voli air , padahal pada ga bsa tp kt ttp bikin seru . haha ..
ak jga sempet main water blaster sm ugek :D pertama xnya . hihih
lucu jga permainanya ..
kita di WB dari jam 11 sampe jam 5 sore . hmm cukup lama . hehe
selama 6 jm kita seru"an bareng, gilagilaan bareng, ngobrol" bareng, heboh"an barng ..
setelah dari WB kita jaln bntar di centro, ke pantainya fotofoto ..
ketawa'" , trus karna uda jam stnbgah 7an . akhirnya kita pulang deh ..
besoknya , senin ..
badanku perih semuaaaaa ..
mau ngapangapain ga enk bgt , perih :(
but that is a awesome day :D
its a unforgetable memory !
iloveyusesattcrew :D
makasi buat Dipa Pranawa atas traktirannya :D:D
Minggu, 20 Desember 2009
Kamis, 10 Desember 2009
akhirnya tgas b.ido selese .. YEAHH!
ini ni tgs yg uda aku bikin dengan keringat ! abs mesti pake EYD yg bener sih jdinya butuh perjuangan gilakk ! wkwkw
lihat hasil ku :)
Saya akan menceritakan sedikit tentang macam-macam kegiatan yang saya ikuti di SMAN 1 Denpasar dari persiapan mengikuti TPA hingga Ulangan Umum Semester ini.
Tanggal 12 dan 13 April saya mengikuti Tes Potensial Akademi atau yang biasa di sebut TPA di SMAN 1 Denpasar. Sebulan sebelum tes saya sudah belajar dengan rajin, mengikuti les di bimbingan belajar, dan mengerjakan soal-soal Tes Potensial Akademik tahun lalu yang saya dapat dari kakak kelas. Kata kakak saya soal-soal yang di teskan itu soal-soal kelas 3 SMA, memang susah namun saya tetap berusaha mengisi dengan usaha dan bantuan kakak. Setiap hari senin dan rabu saya mengikuti bimbingan belajar atau bimbel di Ganesha Operation (GO). Di Ganesha Operation saya berlatih soal-soal, belajar bersama, dan mendapat berbagai cerita-cerita tentang bagaimana soal-soal TPA tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya agar tidak kekurangan waktu. Hari-hari terus belanjut hingga tiba seminggu sebelum Tes Potensial Akademik. Saya terus berlatih soal-soal dan belajar dengan serius. Saya juga tidak lupa berdoa setiap hari agar saat tes dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik dan benar. Beberapa hari sebelum TPA saya dicari oleh kak Putri salah satu OSIS di SMAN 1 Denpasar. Ternyata ia meminta fotocopy piagam-piagam saya dari kelas 1 SMP hingga kelas 3 SMP. Keesokannya saya beri fotocopy piagam-piagam yang saya miliki dari tahun 2006 himngga tahun 2009. Kak putri bilang bahwa piagam-piagam yang saya miliki itu dapat membantu saya untuk masuk SMAN 1 Denpasar. Saya sangan bersyukur dan tentunya bangga mendengarnya.
Untuk pendaftaran saya harus menyertai piagam-piagam, fotocopy rapot dari kelas 1 SMP, dan akta kelahiran. Itu semua di masukkan ke map kuning dan di kumpul di ruang kesiswaan. Dari 270 murid di sekolah saya, sebagian besar memilih SMAN 1 Denpasar. Hal itu membuat saya cukup khawatir karena hampir semua murid-murid unggulan di sekolah saya mengikuti TPA di SMAN 1 Denpasar. Namun saya tetap berfikir positif dan percaya bahwa saya dapat masuk SMAN 1 Denpasar. Dengan dorongan dan semangat dari orang tua dan kakak-kakak saya, saya pun menjadi semakin semangat dan percaya diri. Hingga tibalah hari tes TPA tersebut yaitu tangga 12 April. Saya masuk ke SMAN 1 Denpasar lalu saya membaca denah untuk mengetahui kelas saya. Ternyata saya mendapat kelas 2 IPA 9 yaitu ruang 10. Saya satu ruangan tes dan satu bangku dengan teman SMP saya yang bernama Risma. Tes berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00, sehari kita mendapat 3 mata pelajaran. Tes ini menggunakan Lembar Jawaban Komputer atau LJK. Esok paginya pun berlangsung sama yakni mulai tes dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00, dan menjawab menggunakan LJK.
Pengumuman hasil TPA akan di umumkan pada bulan Mei, tepatnya setelah Ujian Akhir Sekolah. Sehari sebelum hari pengumuman saya merasa gugup dan takut, namun saya berusaha menenangkan diri. Saat pagi-pagi di sekolah teman saya sudah membawa hasil pengumuman TPA. Saat membaca hasilnya saya langsung terkejut dan senang ternyata saya terterima dengan nomor urut 2 siswa berprestasi. Saya tak percaya saya berhasil terterima di SMAN 1 Denpasar, sekolah bergengsi dengan predikat Sekolah Nasional Bertaraf Internasional sekolah yang selalu di pandang tinggi oleh masyarakat Bali khususnya Denpasar. Sesampainya di rumah saya langsung memberitahu orang tua saya, betapa senang dan bangganya mereka mengetahui berita tersebut.Tanggal 27,28,29 Juni adalah tanggal pengambilan baju dan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan seperti baju seragam, kain abu-abu untuk rok, baju orientasi, baju karmany, sepatu, 1 lusin buku tulis, kaus kaki, ikat pinggang, topi, dan kain hitam untuk membuat celana olahraga. Saat itu juga di beritahu bahwa Masa Orientasi Siswa akan berlangsung pada tanggal 11 Juli 2009 pukul 06.00. Saya pun merasa sudah siap akan Masa Orientasi Siswa tersebut.
Hingga akhirnya tiba tanggal 11 Juli 2009 pukul 05.50 saya dan para siswa yang lain sudah berkumpul di SMAN 1 Denpasar. Hari pertama MOS dari 360 siswa di bagi menjadi 9 kelas. Setiap kelas memiliki nama kelas. Terdapat 36 instruktor yakni 3 TORPASS, 6 ASSPASS, dan 27 TOR. Di setiap kelas terdapat 3 TOR kelas, satu diantaranya merupakan CO-TOR kelas yang memimpin TOR kelas. Saya mendapat keas X.2 yang bernama ALCESTER dan 3 TOR kelas yakni TOR Susila, TOR Anggraeni, dan TOR Jayatama sebagai CO-TOR kelas. Para calon siswa kelas satu baru harus menghafalkan 3 TORPASS yaitu TORPASS Mahardika, TORPASS Kherisna, dan TORPASS Mahayana. 6 ASSPASS yakni ASSPASS Puwanthi, ASSPASS Zerlinda, ASSPASS Kusuma, ASSPASS Listyanti, ASSPASS Liliana, dan ASSPASS Pradiptha. Dan TOR kelas masing-masing.
Hari kedua kami diberi tugas buku yang berisikan lambang SMAN 1 Denpasar, biodata, semboyan, mars, susunan 16 besar OSIS, kesan dan pesan siswa kelas 10, tanda tangan instruktor dan visi dan misi sekolah. Kami juga diberi tugas barang yang cukup banyak. Hari ketiga kami mengikuti upacara Pembukaan MOS dan PDS 2009 kami menggunakan pakaian karmany. Setiap hari selama MOS dan PDS berlangsung para calon kelas satu baru harus mengucapkan salam “KARMANY” setiap bertemi dengan instruktorbaik di areal SMAN 1 Denpasar mau pun di luar areal. Hari keempat hingga hari ketujuh kami mendengarkan sosilisasi dari 10 extra-extra besar di SMAN 1 Denpasar. Mulai dari sore hari keenam kami sudah diperbolehkan mencari tanda tangan instruktor dan ASSPASS. Kami diberi waktu 3 hari untuk mengumpulkan 20 poin tanda tangan dan tugas barang yang akan dibawa untuk hicking pada hari kesembilan. Pada hari kedelapan kami diberi tugas membuat spanduk perkelas yang akan dikumpul pada hari kesembilan pagi harinya dan tugas barang yang akan dibawa untuk hicking. Pada malam hari kedelapan semua tugas hicking harus dikumpulkan. Pada hari kesembilan paginya kami kumpul untuk mencari tanda tangan hanya hingga pukul 09.00 karena pada pukul 14.00 kami akan berangkat hicking di daerah Gianyar. Setelah dipulangkan saya menyiapkan barang-barang yang akan saya bawa hicking. Pada pukul 13.30 saya sudah berada di sekolah dan pukul 14.30 kami semua sudah berada di dalam truk yang siap berangkat.
Sesampainya di tempat hicking ya itu di daerah Gianyar kami mencari tenda dan menaruh barang-barang bawaan kami di tenda. Lalu kami dibebaskan untuk bermain-main dan mengobrol. Malam harinya kami di tugaskan untuk beratraksi menyanyikan lagu bebas dan beberapa acara-acara dari instruktor-instruktor kami. Keesokan paginya sekitar pukul 08.30 kami brangkat hicking, kami sampai pada tempat tujuan terakhir sekitar pukul 14.45 lalu kami pulang ke sekolah dan pulang ke rumah masing-masing, beristirahat, dan menenangkan pikiran.
Keesokan paginya kami bersekolah menggunakan pakaian putih abu selayaknya murid SMA , dan kami sudah bukan lagi calon siswa melainkan sudah menjadi siswa SMAN 1 Denpasar. Kegiatan belajar biasa pun sudah dimulai. Dalam rangka menyambut ulang tahun SMANSA ke-49, dalam seminggu diadakan berbagai macam acara seperti wisata kuliner, festival band, lomba-lomba intern dan ekstern, dan kegiatan kreatif lainnya.
lihat hasil ku :)
Saya akan menceritakan sedikit tentang macam-macam kegiatan yang saya ikuti di SMAN 1 Denpasar dari persiapan mengikuti TPA hingga Ulangan Umum Semester ini.
Tanggal 12 dan 13 April saya mengikuti Tes Potensial Akademi atau yang biasa di sebut TPA di SMAN 1 Denpasar. Sebulan sebelum tes saya sudah belajar dengan rajin, mengikuti les di bimbingan belajar, dan mengerjakan soal-soal Tes Potensial Akademik tahun lalu yang saya dapat dari kakak kelas. Kata kakak saya soal-soal yang di teskan itu soal-soal kelas 3 SMA, memang susah namun saya tetap berusaha mengisi dengan usaha dan bantuan kakak. Setiap hari senin dan rabu saya mengikuti bimbingan belajar atau bimbel di Ganesha Operation (GO). Di Ganesha Operation saya berlatih soal-soal, belajar bersama, dan mendapat berbagai cerita-cerita tentang bagaimana soal-soal TPA tersebut dan bagaimana cara menyelesaikannya agar tidak kekurangan waktu. Hari-hari terus belanjut hingga tiba seminggu sebelum Tes Potensial Akademik. Saya terus berlatih soal-soal dan belajar dengan serius. Saya juga tidak lupa berdoa setiap hari agar saat tes dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik dan benar. Beberapa hari sebelum TPA saya dicari oleh kak Putri salah satu OSIS di SMAN 1 Denpasar. Ternyata ia meminta fotocopy piagam-piagam saya dari kelas 1 SMP hingga kelas 3 SMP. Keesokannya saya beri fotocopy piagam-piagam yang saya miliki dari tahun 2006 himngga tahun 2009. Kak putri bilang bahwa piagam-piagam yang saya miliki itu dapat membantu saya untuk masuk SMAN 1 Denpasar. Saya sangan bersyukur dan tentunya bangga mendengarnya.
Untuk pendaftaran saya harus menyertai piagam-piagam, fotocopy rapot dari kelas 1 SMP, dan akta kelahiran. Itu semua di masukkan ke map kuning dan di kumpul di ruang kesiswaan. Dari 270 murid di sekolah saya, sebagian besar memilih SMAN 1 Denpasar. Hal itu membuat saya cukup khawatir karena hampir semua murid-murid unggulan di sekolah saya mengikuti TPA di SMAN 1 Denpasar. Namun saya tetap berfikir positif dan percaya bahwa saya dapat masuk SMAN 1 Denpasar. Dengan dorongan dan semangat dari orang tua dan kakak-kakak saya, saya pun menjadi semakin semangat dan percaya diri. Hingga tibalah hari tes TPA tersebut yaitu tangga 12 April. Saya masuk ke SMAN 1 Denpasar lalu saya membaca denah untuk mengetahui kelas saya. Ternyata saya mendapat kelas 2 IPA 9 yaitu ruang 10. Saya satu ruangan tes dan satu bangku dengan teman SMP saya yang bernama Risma. Tes berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00, sehari kita mendapat 3 mata pelajaran. Tes ini menggunakan Lembar Jawaban Komputer atau LJK. Esok paginya pun berlangsung sama yakni mulai tes dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00, dan menjawab menggunakan LJK.
Pengumuman hasil TPA akan di umumkan pada bulan Mei, tepatnya setelah Ujian Akhir Sekolah. Sehari sebelum hari pengumuman saya merasa gugup dan takut, namun saya berusaha menenangkan diri. Saat pagi-pagi di sekolah teman saya sudah membawa hasil pengumuman TPA. Saat membaca hasilnya saya langsung terkejut dan senang ternyata saya terterima dengan nomor urut 2 siswa berprestasi. Saya tak percaya saya berhasil terterima di SMAN 1 Denpasar, sekolah bergengsi dengan predikat Sekolah Nasional Bertaraf Internasional sekolah yang selalu di pandang tinggi oleh masyarakat Bali khususnya Denpasar. Sesampainya di rumah saya langsung memberitahu orang tua saya, betapa senang dan bangganya mereka mengetahui berita tersebut.Tanggal 27,28,29 Juni adalah tanggal pengambilan baju dan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan seperti baju seragam, kain abu-abu untuk rok, baju orientasi, baju karmany, sepatu, 1 lusin buku tulis, kaus kaki, ikat pinggang, topi, dan kain hitam untuk membuat celana olahraga. Saat itu juga di beritahu bahwa Masa Orientasi Siswa akan berlangsung pada tanggal 11 Juli 2009 pukul 06.00. Saya pun merasa sudah siap akan Masa Orientasi Siswa tersebut.
Hingga akhirnya tiba tanggal 11 Juli 2009 pukul 05.50 saya dan para siswa yang lain sudah berkumpul di SMAN 1 Denpasar. Hari pertama MOS dari 360 siswa di bagi menjadi 9 kelas. Setiap kelas memiliki nama kelas. Terdapat 36 instruktor yakni 3 TORPASS, 6 ASSPASS, dan 27 TOR. Di setiap kelas terdapat 3 TOR kelas, satu diantaranya merupakan CO-TOR kelas yang memimpin TOR kelas. Saya mendapat keas X.2 yang bernama ALCESTER dan 3 TOR kelas yakni TOR Susila, TOR Anggraeni, dan TOR Jayatama sebagai CO-TOR kelas. Para calon siswa kelas satu baru harus menghafalkan 3 TORPASS yaitu TORPASS Mahardika, TORPASS Kherisna, dan TORPASS Mahayana. 6 ASSPASS yakni ASSPASS Puwanthi, ASSPASS Zerlinda, ASSPASS Kusuma, ASSPASS Listyanti, ASSPASS Liliana, dan ASSPASS Pradiptha. Dan TOR kelas masing-masing.
Hari kedua kami diberi tugas buku yang berisikan lambang SMAN 1 Denpasar, biodata, semboyan, mars, susunan 16 besar OSIS, kesan dan pesan siswa kelas 10, tanda tangan instruktor dan visi dan misi sekolah. Kami juga diberi tugas barang yang cukup banyak. Hari ketiga kami mengikuti upacara Pembukaan MOS dan PDS 2009 kami menggunakan pakaian karmany. Setiap hari selama MOS dan PDS berlangsung para calon kelas satu baru harus mengucapkan salam “KARMANY” setiap bertemi dengan instruktorbaik di areal SMAN 1 Denpasar mau pun di luar areal. Hari keempat hingga hari ketujuh kami mendengarkan sosilisasi dari 10 extra-extra besar di SMAN 1 Denpasar. Mulai dari sore hari keenam kami sudah diperbolehkan mencari tanda tangan instruktor dan ASSPASS. Kami diberi waktu 3 hari untuk mengumpulkan 20 poin tanda tangan dan tugas barang yang akan dibawa untuk hicking pada hari kesembilan. Pada hari kedelapan kami diberi tugas membuat spanduk perkelas yang akan dikumpul pada hari kesembilan pagi harinya dan tugas barang yang akan dibawa untuk hicking. Pada malam hari kedelapan semua tugas hicking harus dikumpulkan. Pada hari kesembilan paginya kami kumpul untuk mencari tanda tangan hanya hingga pukul 09.00 karena pada pukul 14.00 kami akan berangkat hicking di daerah Gianyar. Setelah dipulangkan saya menyiapkan barang-barang yang akan saya bawa hicking. Pada pukul 13.30 saya sudah berada di sekolah dan pukul 14.30 kami semua sudah berada di dalam truk yang siap berangkat.
Sesampainya di tempat hicking ya itu di daerah Gianyar kami mencari tenda dan menaruh barang-barang bawaan kami di tenda. Lalu kami dibebaskan untuk bermain-main dan mengobrol. Malam harinya kami di tugaskan untuk beratraksi menyanyikan lagu bebas dan beberapa acara-acara dari instruktor-instruktor kami. Keesokan paginya sekitar pukul 08.30 kami brangkat hicking, kami sampai pada tempat tujuan terakhir sekitar pukul 14.45 lalu kami pulang ke sekolah dan pulang ke rumah masing-masing, beristirahat, dan menenangkan pikiran.
Keesokan paginya kami bersekolah menggunakan pakaian putih abu selayaknya murid SMA , dan kami sudah bukan lagi calon siswa melainkan sudah menjadi siswa SMAN 1 Denpasar. Kegiatan belajar biasa pun sudah dimulai. Dalam rangka menyambut ulang tahun SMANSA ke-49, dalam seminggu diadakan berbagai macam acara seperti wisata kuliner, festival band, lomba-lomba intern dan ekstern, dan kegiatan kreatif lainnya.
Rabu, 09 Desember 2009
YESSSSSS :D:D
Dengan usaha yang kerasss, akhirnya tugas adiawan selesai jgaaaa ..
fiuuhhh ..
dari jam 3 sampe jam 9 malem baru kelar , ni tangan uda mau putus aja dahh ..
gilaakkk ..
tp ini cukup membanggakan :D
hihihi
smoga aja ga remidi lg ..
awsss aja sampe tugass ku ga di terima , huh ..
eh , uda jam brp ni yaa ? tidurr ahh . wkwkw
fiuuhhh ..
dari jam 3 sampe jam 9 malem baru kelar , ni tangan uda mau putus aja dahh ..
gilaakkk ..
tp ini cukup membanggakan :D
hihihi
smoga aja ga remidi lg ..
awsss aja sampe tugass ku ga di terima , huh ..
eh , uda jam brp ni yaa ? tidurr ahh . wkwkw
Sebuah Kisah Pilu (kejadian nyata) :(
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja untuk dijadikan budak atau pelayan.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica.
Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami
mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak
yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur
4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang
yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan
membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung
kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya
tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah
rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5
tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur
12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan.
Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang
mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah
saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu
cekali pada Mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya
menahannya, "Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak
manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai
perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba
terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film
yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa
jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.
Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak
pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba
bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan
menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan
Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu." tTpi aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami
yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya
keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap
lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya
mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan
lamanya dan Eric..
Eric...
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan
sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang
terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa
pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan
kecil itu.
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. ..
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya
pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras.
Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai
menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat
seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat
itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian
kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!
Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini,
Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena
tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal
Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti
itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia
belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis
ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
(kisah nyata di irlandia utara)
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja untuk dijadikan budak atau pelayan.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica.
Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami
mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak
yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur
4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang
yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan
membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung
kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya
tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah
rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5
tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur
12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan.
Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang
mengingatnya.
Sampai suatu malam. Malam di mana saya bermimpi tentang seorang anak.
Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arah
saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu
cekali pada Mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya
menahannya, "Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak
manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric?"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai
perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba
terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film
yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa
jahatnya perbuatan saya dulu.Rasanya seperti mau mati saja saat itu.
Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak
pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba
bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan
menjemputmu Eric...
Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan
Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu." tTpi aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami
yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya
keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap
lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya
mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan
lamanya dan Eric..
Eric...
Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan
sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang
terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa
pun! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan
kecil itu.
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. ..
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, saya
pun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras.
Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Brad mulai
menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat
seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat
itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian
kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!
Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini,
Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena
tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal
Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai
pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti
itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia
belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis
ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia.. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana .
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
(kisah nyata di irlandia utara)
Langganan:
Postingan (Atom)